Sabtu, Oktober 5Selamat datang di Mesin Cah Bagus
Shadow

Pentingnya IoT Menuju Revolusi Industri 4.0 di Indonesia

Loading

Pemerintah telah meluncurkan Roadmap Making Indonesia 4.0 untuk kesiapan memasuki era revolusi industri ke-4. Internet of Things (IoT) jadi salah satu andalan peta jalan yang diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian tersebut.

Aspirasi besar dalam Making Indonesia 4.0 adalah menjanjikan Indonesia masuk ke dalam jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030. Berdasarkan Making Indonesia 4.0, terdapat lima sektor manufaktur yang akan dijadikan pionir, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronika.

Dalam mengimplementasikan peta jalan tersebut di manufaktur, maka akan sangat terkait dengan penyediaan infrastruktur dan teknologi informasi dan komunikasi, di antaranya IoT, Big Data, Cloud Computing, Artificial Intellegence, Mobility, Virtual dan Augmented Reality, sistem sensor dan otomasi.

“IoT akan menjadi salah satu backbone dari adopsi revolusi industri 4.0 di Indonesia,” ungkap Founder IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin dalam keterangan tertulisnya.

Doni menuturkan sejak dua tahun lalu, pihaknya telah mendorong adanya regulasi dalam mengantisipasi “The Big Thing” di industri telekomunikasi. Gayung pun bersambut, Kementerian Kominfo dan Kementerian Perindustrian telah menyiapkan sejumlah regulasi yang akan membuat IoT semakin besar di Tanah Air.

IoT merujuk pada jaringan perangkat fisik, kendaraan, peralatan rumah tangga, dan barang-barang lainnya yang ditanami perangkat elektronik, perangkat lunak, sensor, aktuator, dan konektivitas yang memungkinkan untuk terhubung dengan jaringan internet maupun mengumpulkan dan bertukar data.

Doni mengatakan isu krusial dalam mengadopsi IoT nantinya itu menyangkut konektifitas, data security, interperobilitas, dan lainnya.

“Saya harapkan draft peraturan menteri untuk spektrum frekuensi dan standarisasi perangkat IoT bisa disahkan tahun ini, agar pelaku di industri ini ada kepastian hukum mengembangkan bisnisnya,” ungkapnya.

Teguh Prasetya, Founder IoT Forum sendiri menyatakan IoT sudah menjadi Internet of Everything dalam berbagai lini perekonomian di Indonesia. Ia bahkan memperkirakan pada 2025 nanti, sekitar 70% Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan disokong oleh industry berbasis IoT.

“Market IoT Indonesia pada 2022 diperkirakan Rp 444 triliun, dan pada 2025 nanti menjadi Rp 1.620 triliun. Sampai saat ini ada 250 perusahaan berekosistem IoT di Indonesia yang tumbuh dan berinvestasi disana. Kita tertinggal di 2G sampai 4G, jangan sampai tertinggal di IoT karena pasarnya masih luas,” kata Teguh.

Dukungan Pemerintah

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo Ismail mengatakan pemerintah menyatakan siap mendukung para pelaku industri guna menciptakan ekosistem IoT dengan payung hukum yang kuat.

“Terkait regulasi, harus ada payung hukum dalam pengembangan IoT ini. Kalau misalnya Undang-Undang terlalu berat, maka perlu Peraturan Pemerintah untuk memayungi para pelaku industri yang ingin bertransformasi ke 4.0. Kami di Kominfo menyatakan kalau tidak bisa membantu, maka jangan jadi pengganggu,” ucap Ismail.

Pemerintah menurutnya akan mengambil inisiatif pengembangan ekosistem dan business model IoT di Indonesia. Karena IoT itu, kata Ismail, tidak cukup hanya connectivity tetapi juga ekosistemnya, dan business modelnya.

detik.com

Klik untuk mulai WA
Hallo !!! Ada yang bisa dibantu
Hallo !!! Ada yang bisa dibantu
Klik tombol panah kirim untuk memulai...