Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto membuka Pameran Gelar Batik Nusantara di Jakarta Convention Center, hari ini, 8 Mei 2019. Dalam acara tersebut Airlangga memamerkan kontribusi industri batik buat negara.
Dia mengatakan, industri batik ikut menyumbang devisa bagi negara dengan ekspor yang dilakukan ke sejumlah negara seperti yang tercatat sepanjang 2018, yaitu US$ 52,44 juta atau setara Rp 734.160.000.000 (kurs Rp 14.000/US$).
Pekerja batik mengambil kain batik usai proses penjemuran di desa Pilang, Masaran, Sragen, Jawa Tengah, Senin (2/10). Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), nilai ekspor batik dan produk batik selama semester I 2017 mencapai 39,4 juta dollar AS atau Rp528 miliar dengan tujuan pasar utama Jepang, Amerika Serikat (AS) dan Eropa. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww/17.
“Batik juga berperan besar menyumbang devisa, di mana ekspor mencapai US$ 52,44 juta, dengan pasar Jepang, AS dan Eropa,” kata Airlangga dalam sambutannya, Rabu (8/5/2019).
Tak hanya itu, dia menyebutkan industri batik mampu menyerap banyak tenaga kerja, dari industri hulu hingga ke hilirnya.
“Tenaga kerja mulai dari batik hulunya yaitu weaving, finishing, dyeing, itu menyerap tenaga kerja di industri tekstil itu jumlahnya 628 ribu, dan yang kerja di bidang batik 212 ribu,” sebutnya.
Pameran batik ini juga dihadiri oleh Ibu Negara dari Wapres Jusuf Kalla, yaitu Mufidah Jusuf Kalla. Acara pameran batik ini menargetkan jumlah pengunjung 13 ribu orang dan transaksi sebesar Rp 27,5 miliar selama 5 hari pelaksanaan.
Trio Hamdani – detikFinance